Wednesday, May 22, 2019

Diskusi 8 INOVASI PENDIDIKAN

Diskusi 8
INOVASI PENDIDIKAN




Materi Inisiasi 8.1 



Materi Inisiasi 8.2



Materi Inisiasi 8.3



Materi Inisiasi 8.4



Materi Inisiasi 8.5



Materi Inisiasi 8.6



Materi Inisiasi 8.7



Forum ini membahas permasalahan berkaitan dengan inovasi pendidikan :

Permasalahan 1

Inovasi pendidikan untuk memecahkan masalah pendidikan. Berikan contoh inovasi pendidikan yang anda ketahui ?

Permasalahan 2

Dalam pelaksanaan difusi inovasi tidak dapat dibedakan secara tegas mana yang sentralisasi dan mana yang desentralisasi. Rogers menggambarkan rentangan difusi inovasi continuum dari desentralisasi kesentralisasi. Jelaskan kelemahan dari sentralisasi dan desentralisasi ?

Jawaban :

Permasalahan 1 :

Inovasi pendidikan untuk memecahkan masalah pendidikan. Berikan contoh inovasi pendidikan yang anda ketahui ?


PENGERTIAN INOVASI PENDIDIKAN

Inovasi merupakan suatu perubahan yang bukan hanya bersifat perubahan dari suatu keadaan kepada keadaan lainnya, melainkan suatu perubahan yang bersifat menuju ke kondisi yang lebih baik.

Suatu perubahan digolongkan inovasi apabila perubahan tersebut merupakan hal yang baru. Di samping itu, perubahan tersebut me-ngandung unsur kesengajaan, kualitas yang lebih baik dari sebelumnya, dan terarah pada peningkatan berbagai kemampuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Demikian pula yang berlaku di dunia pendidikan, apabila kita mencermati pendidikan di sepanjang sejarah umat manusia, kita akan mengetahui dengan jelas bahwa pendidikan selalu berhubungan erat dan berkembang sejalan dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pesatnya perkembangan pendidikan dan pengajaran selalu selaras dengan pesatnya perkembangan berbagai bidang kehidupan baik sosial, politik, teknik maupun ekonomi. Pertumbuhan bidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya yang pesat, akan berdampak pada pesatnya perkembangan pendidikan sejalan dengan misinya membangun manusia-manusia yang handal di berbagai bidang kehidupan.

Inovasi pendidikan pada dasarnya merupakan suatu perubahan ataupun pemikiran cemerlang di bidang pendidikan yang bercirikan hal baru ataupun berupa praktik-praktik pendidikan tertentu ataupun berupa produk dari suatu hasil olah-pikir dan olah-teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan persoalan pendidikan yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan pendidikan ataupun proses pendidikan tertentu yang terjadi di masyarakat.

Mattew B. Miles (1973) dalam bukunya Innovation in Education mendefinisikan inovasi pendidikan sebagai spesies dari jenis perubahan {Innovation is a species of the genus change). Inovasi adalah suatu perubahan yang sifatnya khusus (specific), memiliki nuansa kebaruan (novel), dan disengaja melalui suatu program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu (planned and deliberate), serta dirancang untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari suatu sistem tertentu (goals of the sistem).

Karakteristik Inovasi Pendidikan

Inovasi pendidikan menurut Ibrahim (1988) adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendldikan adalah suatu ide, barang, metode yang dipandang atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil intervensi (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah pendidikan nasional.
Mengacu pada pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa kata kunci atau karakteristik dari perubahan yang bersifat inovasi adalah kata 'baru'. Kata "baru" bersifat sangat relatif, bisa karena seseorang baru mengetahui, atau bisa juga karena baru mau menerima meskipun sudah lama tahu atau cenderung merupakan hasil pengembangan atau modifikasi dari apa yang telah ada sebelumnya. Demikianlah, kata inovasi sering kali disebut dengan pembaharuan, meskipun istilah ini tidak identik dengan inovasi. 

Contoh Inovasi Pendidikan :

  1. Persoalan kurikulum dan administrasi pendidikan adalah salah satu persoalan pendidikan yang selama ini sering menjadi titik perhatian. Perubahan dan pengembangan kurikulum dianggap sebagai Salah satu titik krusial di dalam penanganan masalah-masalah pendidikan khususnya pendidikan formal. Tidak dapat dipungkiri bahwa sepanjang sejarah perjalanan bangsa Indonesia, telah sekian kali pula dilakukan perubahan/penggantian kurikulum. 
  2. Inovasi yang berbentuk metode pembelajaran dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas pendidikan Serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pendidikan. Dengan demikian, metode baru atau cara baru dalam melaksanakan metode yang ada seperti dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatu upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran. Misal : Guru A yang semula mengelola pembelajaran cenderung hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi, setelah sering kali mengikuti pelatihan tentang Implementasi Metode Pembelajaran untuk Pembelajaran yang Aktif Kreatif dan Menyenangkan, sekarang ia menggunakan beberapa melode yang bervariasi dalam mengelola pembelajarannya. Ia cermat dan kreatif menggunakan metode yang disesuaikan dengan jenis materi yang disampaikannya, bahkan juga cukup sering merancang dan menilai kembali hasil belajar siswa dari metode yang diterapkannya. Misalnya, pada penerapan metode kunjungan lapangan pada Pokok Bahasan: Transportasi.
  3. Inovasi dalam teknologi  adalah hasil-hasil teknologi yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti penggunaannya untuk teknologi pembelajaran, prosedur supervise serta pengelolaan informæsi pendidikan yang dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan pendidikan.
  4. Inovasi yang berbentuk penetapan materi pembelajaran yang difokuskan pada kebutuhan siswa dan dengan lingkungan sesuai yang tentunya sangat berpengaruh pada kualitas hasil pembelajaran. Di bidang pendidikan adanya ide, praktik, ataupun produk baru untuk meningkatkan kemampuan guna pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Inovæsi pendidikan yang berbentuk materi, media, dan atau melode dapat berdampak pada perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi pendidikan. Dengan demikian, materi, media, dan metode pendidikan yang baru atau alat/cara baru dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatu upaya memperbaiki tingkat efektivitas pembelajaran. Proses inovasi di bidang pendidikan berawal dari ide, gagasan atau pemikiran di bidang pendidikan yang mengandung sifat-sifat baru ataupun praktik-praktik pendidikan, produk ataupun jasa baru sebagai hasil kajian, penelitian ataupun percobaan yang diterapkan secara bertahap untuk memecahkan persoalan pendidikan sehingga keadaannya menjadi lebih baik.


Permasalahan 2 :

Dalam pelaksanaan difusi inovasi tidak dapat dibedakan secara tegas mana yang sentralisasi dan mana yang desentralisasi. Rogers menggambarkan rentangan difusi inovasi continuum dari desentralisasi kesentralisasi. Jelaskan kelemahan dari sentralisasi dan desentralisasi ?

Pengertian Difusi Inovasi Pendidikan

Difusi Inovasi pada dasarnya adalah teori tentang bagaimana sebuah ide dan teknologi disampaikan melalui saluran-saluran tertentu sepanjang waktu dan harus tersebar kepada anggota masyarakat. Hal tersebut sejalan dengan pengertian difusi dari Everett M. Rogers (1961) dalam bukunya yang berjudul Diffussion of Innovations yang mendefinisikan difusi sebagai berikut "Diffusion is the process by which an innovation is communicated through certain channels over time among the members of a sosial sistem. Secara bebas dapat diterjemahkan bahwa difusi inovasi adalah suatu bentuk komunikasi yang bersifat khusus berkaitan dengan penyebaran pesan-pesan yang berupa gagasan baru, atau dalam istilah Rogers (1961) difusi menyangkut "which is rhe spread of a new idea from its source of invention or creation to its ultimate users or adopters ". 

Inovasi dalam hal ini dipahami sebagai sebuah gagasan, ide, praktik, atau objek yang dianggap baru oleh manusia atau unit adopsi lainnya. Teori ini menyimpulkan bahwa inovasi akan dapat terdifusi ke seluruh masyarakat melalui saluran-saluran tertentu dengan waktu tertentu dan dengan pola yang dapat diprediksi. Seseorang atau sekelompok orang akan mengadopsi sebuah inovasi segera setelah mereka mendengar inovasi tersebut. Adapun seseorang atau kelompok masyarakat lainnya membutuhkan waktu cukup lama untuk dapat menerima atau mengadopsi inovasi tersebut. Apabila inovasi tersebut banyak diadopsi oleh sejumlah orang maka inovæsi itu disebut exploded atau meledak.

Dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok yaitu : Inovasi, Saluran Komunikasi, Rentang waktu, dan Sistem Sosial.

Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa inovasi akan mempunyai makna jika inovasi tersebut diterapkan atau diadopsi sebab jika inovasi tersebut tidak diterapkan/diadopsi/disebarluaskan, maka inovasi tersebut hanya akan menjadi inovasi yang tidak terpakai. Terhadap pengadopsian ini dikenal adanya strategi sentralisasi dan strategi desentralisasi (disebut penyebaran/difusi inovasi jika ditinjau dari sisi pengembang inovasi, sedangkan adopsi inovasi merupakan prosedur yang dilihat dari sisi calon pemakai/adopter).

DIFUSI SENTRALISASI

Sistem difusi sentralisasi, sering disebut sistem difusi model klasik. Beberapa ciri pokok sistem difusi sentralisasi ialah ide inovasi muncul dari para ahli, kemudian disebarluaskan kepada anggota sistem sosial yang mungkin akan menerima atau menolak inovasi. Klien dalam proses difusi sebagai penerima yang pasif. Sistem difusi sentralisasi itu pada mulanya dianggap telah berhasil dengan baik untuk menyebarluaskan inovasi di bidang pertanian. Para ahli pertanian yang menemukan suatu ide baru, kemudian menentukan bagaimana cara penyebarluaskannya, siapa yang menyebarkan, siap sasaran utama untuk menerima ide baru tersebut dan perencanaan lainnya, semuanya ditentukan oleh sekelompok ahli. 

Pada tahun 1970 Rogers menyadari bahwa pada penerapan Sistem difusi sentralisasi tidak dapat terlaksana persis seperti apa yang telah direncanakan oleh penemunya, tetapi kenyataannya banyak terjadi modifikasi atau re-invensi dalam penerapannya.

Schon Pada tahun 1971 teori difusi sentralisasi tidak dapat menampung munculnya ide-ide baru dari berbagai bidang yang sangat kompleks dan terjadinya difusi secara horizontal. Muncullah sistem difusi desentralisasi dengan ciri ide baru tidak hanya dari satu orang atau sekelompok ahli, tetapi dari siapa saja dan juga proses penyebarannya diatur oleh calon penerima inovasi itu sendiri.

Ciri Sistem Difusi Sentralisasi adalah :

  1. Wewenang pengambil keputusan berada pada administrator pemerintah pusat dan para ahli bidang ilmu (technical subject-matter expert).
  2. Arah difusi dari pusat ke bawah (top-down), dari ahli disebarkan ke sasaran inovasi. 
  3. Sumber inovasi dari organisasi formal "Penelitian dan Pengembangan" yang ditangani ahli.
  4. Penetapan difusi inovasi oleh tenaga administrator di pusat dan ahli di bidang ilmu.
  5. Pendekatan dimulai dari penentuan kebutuhan klien dengan teknik pelaksanaan dari tidak banyak re-invensi dan modifikasi, tetapi disesuaikan dengan kondisi setempat.


Kelemahan Sistem Difusi Sentralisasi adalah :

  1. Difusi sentralisasi tidak dapat menampung munculnya ide-ide baru dari berbagai bidang yang sangat kompleks dan terjadinya difusi secara horizontal.
  2. Kenyataannya banyak terjadi modifikasi atau re-invensi dalam penerapannya.


DIFUSI DESENTRALISASI

Ciri sistem difusi desentralisasi adalah :

  1. Keputusan diambil bersama oleh anggota sistem difusi.
  2. Klien dikontrol oleh pimpinan masyarakat. Arah difusi secara horizontal dari kelompok ke kelompok (peer diffusion).
  3. Sumber inovasi datang dari percobaan masyarakat setempat tidak harus dari ahli.
  4. Penetapan difusi inovasi oleh kelompok masyarakat (lokal) berdasarkan penilaian inovasi secara informal.
  5. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah masyarakat setempat, teknik pelaksanaan dilarik dari bawah. 
  6. Banyak terjadi re-invensi dan penyesuaian dengan kondisi setempat.

Dalam pelaksanaan difusi inovasi tidak dapat dibedakan secara tegas mana yang sentralisasi dan yang desentralisasi. Rogers menggambarkan rentangan difusi inovasi continuum dari desentralisasi ke sentralisasi.

Kelemahan Sistem Difusi Desentralisasi :

  1. Jika inovasi yang akan disebarluaskan memerlukan tenaga ahli (sarjana bidang ilmu tertentu) maka sistem ilmu desentralisasi kurang tepat digunakan karena akan terjadi kesukaran mencari tenaga ahli. 
  2. Sistem difusi desentralisasi yang dilaksanakan secara ekstrem memiliki kelemahan kurang adanya koordinasi, untuk menentukan mana masalah yang dihadapi, inovasi mana yang tepat digunakan, siapa yang mengontrol pelaksanaan difusi, dan sebagainya. Pada suatu Saat kadang-kadang memang diperlukan menyebarkan inovasi yang klien tidak merasa memerlukannya maka jika menggunakan Sistem desentralisasi tidak akan terjadi difusi. Misalnya, program KB di Afrika, Amerika Latin, dan Asia semuanya dengan sentralisasi. Jika menggunakan desentralisasi maka tidak akan terjadi difusi karena klien belum merasa memerlukan Keluarga Berencana.

Kesimpulan :

Kelebihan sistem desentralisasi ialah difusi inovasi disesuaikan dengan kebutuhan klien. Masalah kesenjangan klien-agen pembaharu heterophily sangat kecil. Motivasi untuk menerima inovasi datang dari klien, biaya operasional lebih murah. Pengembangan sikap percaya pada kemampuan sendiri terpupuk.

Sistem difusi desentralisasi lebih tepat digunakan untuk menyebarkan inovasi yang tidak melibatkan tenaga ahli tingkat tinggi dan sasaran perubahan heterogen.

Dilakukan kombinasi antar beberapa unsur sistem desentralisasi dan sistem sentralisasi. Misalnya, untuk koordinasi menggunakan sistem sentralisasi, tetapi untuk menentukan inovasi yang akan didifusikan, ditetapkan sesuai kebutuhan dengan sistem desentralisasi. Semua perubahan akan membawa risiko, tetapi ada strategi untuk mempertahankan struktur kurikulum, metode, model, dan media. Untuk mengatasi masalah-masalah sebagaimana disebutkan di atas maka inovasi pendidikan diperlukan. Sering kali ketidakberhasilan pendidikan disebabkan oleh terlalu pasifnya lembaga pendidikan tersebut untuk melakukan inovasi. 

No. Materi Type File Link Download
1.
Inisiasi 8.1
PPT
2.
Inisiasi 8.2
PPT
3.
Inisiasi 8.3PPTLink 3
4.
Inisiasi 8.4
Pdf
5.
Inisiasi 8.5
Pdf
6.
Inisiasi 8.6You TubeLink 6
7.
Inisiasi 8.7
You Tube
8.
Diskusi 8
Pdf

0 comments:

Post a Comment