Friday, May 10, 2019

Diskusi 6 Tata Surya

Diskusi 6 
Tata Surya


Materi Inisiasi 6.1

Pertanyaan: 

Diskusikan hal berikut ini:
1. Apakah magnitudo dalam konteks tata surya?
2. Apa perbedaan magnitudo dan magnitudo semu?

Jawaban :

1.  Apakah magnitudo dalam konteks tata surya?

Teori Magnitudo

Astronom sering menyatakan terang suatu bintang atau ukuran kecerahan suatu bintang dalam magnitudo. Hipparchus pada abad 2 SM membagi bintang menurut terangnya dalam enam kelompok. Bintang yang paling terang digolongkan dalam magnitudo kesatu, yang lebih lemah digolongkan magnitudo kedua, ketiga, dan seterusnya hingga bintang yang paling lemah yang hampir tak terlihat mata digolongkan magnitudo keenam. John Herschel mendapatkan bahwa kepekaan mata dalam menilai terang bintang bersifat logaritmik. Bintang yang magnitudonya satu ternyata 100 kali lebih terang dibandingkan dengan bintang yang bermagnitudo enam. Berdasarkan kenyataan ini pada tahun 1856 Pogson mendefinisikan satuan magnitudo secara tegas. Kita tinjau dua buah bintang yakni bintang 1 dan bintang 2 memiliki fluks pancaran secara berturut-turut El dan E2 dan magnitudonya secara berturut-turut ml dan m2, yang menurut skala Pogson berlaku hubungan:

Magnitudo yang telah dibahas di atas merupakan ukuran terang bintang yang kita lihat dan disebut dengan magnitudo semu atau magnitudo saja. Hubungan antara luminositas L dengan fluks pancaran E suatu bintang yang berjarak d dinyatakan dengan persamaan:
Andaikan semua bintang berjarak sama terhadap bumi maka magnitudo bintang itu merupakan magnitudo sebenarnya. Untuk membandingkan luminositas intrinsik benda-benda langit kita harus menetapkan magnitudo benda langit pada jarak tertentu. Magnitudo benda langit pada jarak 10 parsec disebut magnitudo mutlak M. Jadi magnitudo mutlak suatu bintang merupakan ukuran laju emisi energi cahaya tampak yang dipancarkan bintang. Misalkan sebuah bintang dengan jarak d parsec memancarkan energi radiasi sinar tampak dengan fluks radiasi E dengan magnitudo m. Jika bintang itu diamati pada jarak 10 parsec maka magnitudo yang teramati adalah magnitudo mutlak M dengan fluks radiasi Eo. Maka menurut Pogson berlaku:


Dengan : p menyatakan paralaks bintang dalam detik busur.
Besaran (m — M) hanya bergantung pada jarak bintang dan disebut modulus jarak.
Misalkan L1 adalah luminositas bintang yang mempunyai magnitudo mutlak M1, sedangkan L2 adalah luminositas bintang yang bermagnitudo mutlak M2. Berdasarkan rumus Pogson dapat ditunjukkan bahwa:

2. Apa perbedaan magnitudo dan magnitudo semu?

Magnitudo ialah terang suatu bintang atau ukuran kecerahan suatu bintang.
Magnitudo terbagi/terklasifikasi menjadi 2 yaitu :
  1. Magnitudo Mutlak
  2. Magnitudo Semu

Magnitudo Mutlak
  1. Magnitudo Mutlak (Atau yang biasa disebut magnitudo absolut) ialah magnitudo/terang bintang yang dilihat pengamat pada jarak 10 parsec(pc). (1 pc = 3,26 tahun cahaya, maksud dari 1 tahun cahaya adalah  jarak yang ditempuh cahaya selama 1 tahun). Jadi, Magnitudo Mutlak merupakan ukuran laju emisi energy cahaya tampak yang di pancarkan bintang.
  2. Magnitudo mutlak tidak dapat kita aplikasikan jika kita berada di permukaan bumi, karena magnitudo mutlak memperhitungkan kompresi dari debu-debu di ruang angkasa, atmosfer dari berbagai benda langit, dan benda benda yang dapat menghalangi cahaya lainnya.
  3. Kuat cahaya bintang sebenarnya dinyatakan dalam Magnitudo Mutlak (M) 

Magnitudo Semu
  1. Magnitudo Semu ialah terang bintang sebagaimana kita lihat dari bumi, terang bintang ini diukur setelah cahaya datang dari bumi,. Jadi Magnitudo Semu ialah terang bintang sebagaimana kita lihat di bumi,
  2. Tidak memperhitungkan kompresi dari debu-debu angkasa, atmosfer, dari berbagai benda langit, dan benda - benda yang dapat menghalangi cahaya lainnya
  3. Terang bintang dinyatakan dalam Magnitudo  Semu (m)
No. Materi Type File Link Download
1.
Inisiasi 6.1
Pdf
2.
Diskusi 6
Pdf

0 comments:

Post a Comment