Pada masa kemerdekaan muncul beberapa usaha pada pendidikan nonformal dan informal, jelaskan apakah ada dampak positif dan negatif dari pergerakan pendidikan tersebut ?
Menurut anda, apakah pendidikan informal pada saat ini sudah berkualitas baik ? jelaskan disertai alasan.
Jawaban
Permasalahan 1
Pendidikan masa awal kemerdekaan berlandaskan Pancasila yang merupakan falsafah negara, kendati baru pada penentuan saja karena belum dijelaskan bagaimana meletakkan dasar itu pada tiap-tiap pelajaran (Somarsono Moestoko, 1986: 145). Pendidikan pada waktu itu dirumuskan untuk mendidik warga negara yang sejati, sedia menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk negara dan masyarakat. Dengan kata lain tujuan pendidikan pada masa itu penekanannya pada penanaman semangat patriotisme.
Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara Indonesia seperti yang tertera dalam pembukaan UUD 1945, kemudian dijadikan sebagai landasan utama pendidikan di Indonesia. Walaupun dalam ukuran waktu 1945-1950 negara Indonesia mengalami beberapa perubahan undang-undang dasar, dasar falsafah negara tidak mengalami perubahan. Oleh karena itulah, Pancasila menjadi landasan utama pendidikan di Indonesia ( Gunawan. 1995:31-32).
Penanaman semangat patriotisme sebagai tujuan pendidikan memang sesuai dengan situasi pada waktu itu. Negara dan bangsa Indonesia sedang mengalami perjuangan fisik dan sewaktu-waktu pemerintah kolonial Belanda masih berusaha untuk menjajah kembali Negara Indonesia. Maka dengan semangat itu, kemerdekaan dapat di pertahankan dan diisi (Somarsono Moestoko, 1986: 148)
Pendidikan nasional mulai muncul bersamaan dengan kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tahun 1945. Dari sinilah mulai disusun landasan, tujuan, dasar filosofi,, dan kebijakan nasional yang dilihat dalam pembentukan dan isi UUD 1945, serta implementasikan dengan terbentuknya Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan.
Pendidikan pada awal Kemerdekaan terbagi atas 4 tingkatan, yaitu: pendidikan rendah, pendidikan menengah pertama, pendidikan menengah atas, dan pendidikan tinggi. Pada akhir tahun 1949, tercatat sejumlah 24.775 buah sekolah rendah di seluruh Indonesia. Untuk pendidikan tinggi, sudah ada sekolah tinggi dan akademi di beberapa kota seperti Jakarta, Klaten, Solo dan Yogyakarta. Selain itu, ada pula universitas seperti Universitas Gajah Mada.
I. PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PADA AWAL KEMERDEKAAN
I.1. PENDIDIKAN FORMAL
A. Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP) mengusulkan perlunya pembaharuan di bidang pendidikan. Usulan itu antara lain :
- Pengajaran harus membimbing murid untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab,
- Sesuai dengan sila keadilan sosial, pengajaran harus terbuka untuk setiap penduduk baik laki-laki maupun perempuan,
- Untuk orang dewasa perlu diselenggarakan pemberantasan buta huruf,
- Pendidikan agama hendaknya mendapat tempat yang teratur dan seksama Ponpes dan madrasah yang telah lama berdiri hendaknya mendapat bantuan dan perhatian yang nyata dari pemerintah,
- Pengajaran teknik dan perekonomian harus mendapat perhatian istimewa.
B. Atas usulan S. Mangunsarkoro akhirnya dibentuk pendidikan masyarakat yang bertujuan membangun masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila. Untuk mencapai tujuan ini sekolah harus menggunakan metode belajar (ceramah, tanya jawab, diskusi, partisipasi aktif) dan metode kerja.
C. Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan membentuk Panitia Penyelidik Pengajaran yang dipimpin Ki Hajar Dewantoro dengan tugas:
- Mengadakan struktur pengajaran model baru,
- Menetapkan bahan pengajaran dengan menimbang keperluan praktis, dan
- Menyiapkan rencana pelajaran untuk setiap sekolah dan setiap kelas.
D. Pemerintah harus menambah gedung sekolah karena gedung sekolah yang ada hancur akibat perang. Usaha dilakukan antara lain:
- Mendirikan gedung baru;
- Menyewa rumah penduduk untuk pelaksanaan pendidikan;
- Mengadakan sistem shift ( sekolah pagi dan sekolah sore menempati sebuah gedung).
E. Menetapkan kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan pengajaran nasional. Kurikulum hendaknya berisi:
- Meningkatkan kesadaran bernegara dan bermasyarakat,
- Meningkatkan pendidikan jasmani,
- Meningkatkan pendidikan watak.
F. Hasil pembaruan Kurikulum lahir Kurikulum SR 1947 yang membedakan tiga macam struktur program, yaitu:
- SR dengan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar pada kelas rendah,
- SR dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar sejak kelas satu,
- SR yang diselenggarakan sore hari terbatas sampai dengan kelas IV, kelas V & kelas VI harus masuk pagi.
G. Kurikulum SR 1947 terdiri atas 15 mata pelajaran, yaitu:
- Bahasa Indonesia
- Bahasa Daerah
- Berhitung
- Ilmu Alam
- Ilmu Hayat
- Ilmu Bumi
- Sejarah
- Menggambar
- Menulis
- Seni Suara
- Pekerjaan Tangan
- Gerak Badan
- Kebersihan dan Kesehatan
- Budi Pekerti
- Pendidikan Agama
I.2. PENDIDIKAN INFORMAL DAN NON FORMAL
Tahun 1945 merupakan puncak pergerakan revolusi kemerdekaan Indonesia yang membutuhkan sumber daya manusia yang mampu mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang telah diperoleh dengan susuah payah pada masa kemerdekaan itu cukup banyak kegiatan nonformal dan pendidikan informal yang diselenggarakan, menurut Ra. Santoso (1956: 42) usaha-usaha pendidikan non formal dan pendididkan informal yang saat itu disebut jawatan pendidikan masyarakat meliputi pemberantasan buta huruf kursus kewarga negaraan, kursus broadcasting, kursus kewanitaan, kursus kependudukan, kursus kemasyarakatan orang dewasa, kursus, olahraga, kursus taman pustaka rakyat.
A. Pemberantasan Buta Huruf
Pada akhir tahun 1945 masyarakat giat melakukan kegiatan pendidikan khususnya pemberantasan buta huruf. Dengan moto yang dikumandangkan dimana-mana yaitu “perang terhadap buta huruf,” perang terhaap keterbelakangan sosial, dan ekonomi. Moto yang dikumandangkan telah berhasil menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjadi Negara yang berguna; untuk membangu martabat bangsa. Sehinga sejajar dengan bangsa lain.
B. Kursus kewarganegaraan
Santoso, Ra. (1956) menyebut bahwa “diberbagai wilayah atau daerah yang menjadi basis pertempuran yang dikuasai oleh bangsa Indonesia berbagai upaya pendidikan untuk rakyat mulai tumbuh dan brkembang dengan cukup pesat. Hal ini diantaranya berbagi jenis kursus, pemberantasan buta huruf (PBH), pengetahuan umum, kursus, kursus politik kewarganegaraan.
C. School broadcasting
Nama pendidikan masyarakat semakin nyaring, ketika pada tahun (1951) pernah diselenggarakan “school broadcasting” yang diketuai sadaryoen siswomartoyo, kepala jawatan pendidikan masyarakat saat itu dengan sekertaris dari RRI dan anggotanya antara lain dari unsur TNI AD, AURI, DAN ALRI.
D. Kursus kewanitaan
Program ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan pembekalan yang bersifat keterampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan, peningkatan gizi, dan pencegahan penyakit menular, seperti cacar. Bagi para dukun bayi (parazi) dan kursus keluarga bernencana (kb).
E. Kursus kepanduan
Kepanduan merupakan salah satu saluran pendidikan pemuda dalam lingkup di luar sekolah dan di luar rumah. Kursus kepanduan dilakukan menurut RA. Santoso. (1956: 52) dengan tujuan untuk :
- Mempertemukan pimpinan organisasi kepanduan yang ada, baik anggota putri maupuan anggota putera.
- Membangkitkan jiwa pandu di kalangan masyarakat pemuda sampai ke plosok-plosok. Kalau sudah berbentuk organisasi selanjutnya di serahkan kepada anggotanya masing-masing untuk memilih organisasi mana yang mereka sukai.
- Menyelenggarakan atau membantu menyelenggarakan latihan-latihan pemimpin kepanduan bersama-sama dengan organisasi-organisasi kepanduan yang ada.
- Memberikan bantuan keuangan seperlunya menurut ketentuan –ketentuan yang berlaku.
F. Kursus kemasyarakatan orang dewasa (KKOD)
Kursus kemasyarkatan orang dewasa, ini ditujukan untuk memberikan pendidikan kecakapan kejuaran yang berhubungan langsung dengan mata pencaharian dan penghidupan sehari-hari masyarakat. Isi dari kursus kemasyarakatan orang dewasa menurur RA. Santoso (1956: 49) adalah:
- Memberikan kecakapan kerja untuk memungkinkan perbaikan mutu hasil pekerjaan sehari-hari;
- Memberikan kecakapan berdagang dan mengatur tata usaha keuangan;
- Membangkitkan semangat gotong royong untuk disaluran ke dalam usaha-usaha berorganisasi secara teratur.
G. Kursus olah raga.
Disamping berbagai latihan olah raga yang diselenggarakan di sekolah, maka dipandang perlu adanya latihan olahraga melalui kursus. Semangat, hasrat yang menggebu pada setiap kaum pergerakan dapat dimanfaatkan untuk membangun sikap serta kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan diantara seluruh rakyat Indonesia.
H. Taman pustaka rakyat
Untuk memberikan pengetahuan untuk masyarakat pada umumnya, maka didirikan taman baca rakayat. Taman baca rakyat menempati kedudukan khusus pada rakyat Indonesia yang semakin menyadari pentingnya pengetahuan untuk membangun kemajuan di masa depan.
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF
PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL PADA AWAL KEMERDEKAAN
DAMPAK POSITIF
- Tertanamnya semangat patriotisme sebagai tujuan pendidikan sesuai dengan situasi pada waktu itu, karena perjuangan fisik masih sangat diperlukan untuk mempertahankan kemerdekaan.
- Terbentuknya landasan dasar pembentuk sebuah Negara dalam bidang pendidikan, sosial, serta perekonomian sehingga sejajar dengan bangsa lain.
- Menambah pengetahuan masyarakat di berbagai bidang keilmuan.
- Memberikan bekal dan kemandirian kepada masyarakat dalam hal menciptakan lapangan pekerjaan.
DAMPAK NEGATIF
- Masuknya berbagai macam faham, yang mungkin bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, karena belum adanya filter yang baku terhadap segala macam buku atau pengetahuan masyarakat oleh Pemerintah.
- Perkembangan perekonomian masyarakat yang lamban, karena tidak adanya pembimbing dalam sektor usaha, dan belum di dukung oleh pasar dan daya beli masyarakat.
- Orientasi pendidikan terfokus pada kewarganegaraan dan perekonomian saja.
Permasalahan
2 :
Pendidikan
Non Formal di Indonesia
Jalur pendidikan di luar sekolah (non formal) ini dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, diantaranya adalah:
A. Lembaga Kursus dan Pelatihan
Lembaga kursus dan pelatihan adalah pendidikan non formal yang diselenggarakan oleh sekelompok masyarakat untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental tertentu kepada peserta didik.
Contoh;
- Lembaga kursus komputer
- Lembaga kursus bahasa asing
- Lembaga kursus seni musik
- Lembaga kursus kerajinan tangan
B. Kelompok Belajar
Kelompok belajar adalah pendidikan non formal yang terdiri dari sekelompok masyarakat yang saling berbagi pengalaman dan kemampuan satu sama lain.Tujuan dari kelompok belajar ini adalah untuk meningkatkan mutu dan taraf hidup setiap anggota kelompok belajar.
C. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
Menurut Sutaryat, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat adalah pendidikan non formal yang berfungsi sebagai tempat untuk belajar dari/ oleh/ dan untuk masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, hobi, dan bakat anggota masyarakat sehingga bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungannya.
D. Majlis Ta’lim
Majlis Ta’lim adalah pendidikan non formal yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap hidup, yang berhubungan dengan agama Islam.
Contoh;
- Kelompok Yasinan
- Kelompok pengajian
- Pengajian kitab kuning
- Salafiah
E. Satuan Pendidikan Sejenis
Ini adalah pendidikan non formal yang dilakukan oleh masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, dimana cakupannya luas dan memerlukan landasan hukum.
Contoh;
- Pra sekolah (kelompok bermain, penitipan anak)
- Balai latihan dan penyuluhan
- Kepramukaan
- Padepokan pencak silat
- Sanggar kesenian
Pendidikan Informal Di Indonesia
Menurut Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab 1 Pasal 13, Sistem Pendidkan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pelaksanaan pendidikan berlangsung tidak dengan cara-cara artificial, melainkan secara alamiah atau berlangsung secara wajar, oleh sebab itu pendidikan dalam keluarga disebut pendidikan informal.
Bentuk dalam sistem pendidikan informal adalah keluarga.
Bentuk keluarga berdasarkan keanggotaannya, menurut Kamanto Sunarto dibedakan menjadi keluarga batih (nuclear family) dan keluarga luas (extended family). Keluarga batih adalah keluarga terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Sedangkan keluarga luas adalah keluarga yang terdiri atas beberapa keluarga batih. Sebagai contoh, terpadat suatu sekolah alam yang bersifat tidak formal. Pendidikan ini berciri khas karena menggunakan konsep alam. Tempat belajarnya pun bukan di kelas ruangan melainkan di alam yang terbuka dan pelajarannya pun tidak teks book melainkan sebuah ketrampilan-ketrampilan yang dibekali dari tentor yang sudah mahir dengan alam. Selain ketrampilan yang diajarkan juga tedapat pendidikan yang bersifat etika dan tata krama guna memndidik para siswa agar dapat bersopan santun terhadap masyarakat disekelilingnya. Kemudian, pendidikan informal yang lainnya terkadang tidak kita sadari, tapi sebenarnya pendidikan informal kita dapatkan setiap saat. Misalkan pendidikan keluarga, tentunya kita semua punya keluarga dan disetiap keluarga pasti kita pernah dapat suatu nasehat dari orang tua kita atau dari sanak keluarga kita yang lain.
Tujuan sistem pendidikan informal di Indonesia
Dalam hal ini sekalipun tidak ada tujuan pendidikan dalam keluarga yang dirumuskan secara tersurat, tetapi secara tersirat dipahami bahwa tujuan pendidikan dalam keluarga pada umumnya adalah agar anak menjadi pribadi yang mantap, beragama, bermoral, dan menjadi anggota masyarakat yang baik. Fungsi pendidikan dalam keluarga menurut Wahyudin adalah (a) sebagai peletak dasar pendidikan anak, dan (b) sebagai persiapan ke arah kehidupan anak dalam masyarakatnya.
Karakteristik pendidikan informal di Indonesia
Terkait dengan karakteristik pendidikan formal di indonesia yaitu :
- Tujuan pendidikan lebih menekankan pada pengembangan karakter;
- Peserta didiknya bersifat heterogen;
- Isi pendidikan tidak terprogram secara formal;
- Tidak berjenjang;
- Waktu pendidikan tidak terjadwal ketat, relatif lama;
- Cara pelaksanaan pendidikan bersifat wajar
- Evaluasi pendidikan tidak sistematis dan incidental;
- Credential tidak ada dan tidak penting.
Pendidikan informal itu lebih menekankan kepada proses yang jauh lebih bermakna dibandingkan dengan pendidikan formal ataupun non formal. Hasil dari pendidikan informal juga bisa dijadikan sebagai bahan belajar yang baik dalam pendidikan formal maupun masih dalam lingkup pendidikan formal. Karena dari masyarakatlah kita dapat mengenal adat istiadat serta gotong royong.
Kesimpulan
Pendidikan non formal dan informal di Indonesia dapat dikatakan berkualitas baik, hal yang mendasari adalah :
- Banyaknya lembaga pendidikan non formal yang bermunculan dan saling berkompetisi dalam prestasi.
- Sebagian besar pelajar di kota – kota besar di Indonesia pada umumnya menempuh pendidikan non formal dengan mengikuti les privat di lembaga pendidikan.
- Ketergantungan untuk mengikuti pendidikan non formal terlebih dahulu untuk di terima pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau masuk pada suatu instansi pemerintahan tertentu.
- Kesadaran orang tua sebagai faktor informal pendidikan dalam membangun karakter dan watak putra – putrinya dengan mendorong masuk ke lembaga pendidikan non formal demi masa depan putra – putrinya.
No. |
Materi |
Type File |
Link Download |
1.
|
Inisiasi 4.1 |
PPT
|
|
2.
|
Inisiasi 4.2 |
Pdf
|
|
3.
|
Inisiasi 4.4 |
Pdf
|
|
4.
|
Diskusi 4 |
Pdf
|
|